Awas Jambret di Commuter Line

Jumat malam (23/12), sekitar pukul setengah sembilan di stasiun Kalibata menuju Pasar Minggu Baru, seluruh penumpang di salah satu gerbong KRL Commuter Line dikejutkan dengan aksi nekat seorang jambret.

Kejadiannya bermula dari seorang penumpang, sebut saja "Pakde", yang sedang asyik dengan smartphone miliknya. Rata-rata penumpang adalah karyawan yang pulang kantor. Mereka biasa memanfaatkan waktu di dalam KRL untuk beristirahat atau sibuk dengan gadgetnya.

Jurnalisme Berpolitik?


Beberapa waktu yang lalu dua orang temanku bercerita, mereka mau pindah pekerjaan. Yang satu ingin pindah karena tak kerasan lagi dengan sistem kerja industri dan rutinitas kerja, seorang lagi mengaku mendapat telepon dari seorang rekan, sebuah ajakan bergabung di media cetak baru di ibu kota. Rencananya, keduanya akan bergabung dalam media massa yang sama. Sekilas tak ada yang perlu dipersoalkan dari peristiwa ganti pekerjaan itu. Hanya sebuah tawaran kesempatan yang biasa terjadi dari perjalanan hidup seseorang.

Ode untuk Kawan Lama

Kabar duka. Seorang kawan meninggal dunia. Aku memperoleh berita itu dari jejaring sosial, saat pertama dan terakhir kudapati foto almarhum diunggah di sana. Tak kusangkal, kesedihan bakal merayap, menyergap, dan menggugat.

Kami berdua sangat dekat, bahkan sewaktu kuliah sempat membuat boyband. OMG! Sulit dipercaya, kami sempat tampil di publik bersama dua orang saudara kandungnya yang sama-sama suka nyanyi. Benar-benar kecelakaan sejarah yang tak terkira. Ha ha ..

Tak hanya itu. Sebelumnya kami berdua juga pernah jadi pengamen, bernyanyi dari pintu ke pintu, halaman rumah orang. Meski hanya sekali saja, tapi dia benar-benar seorang teman yang tangguh. Dia punya bakat dan talenta musik, keluarganya juga.

Kini, lebih dari 10 tahun yang lalu pertemanan kami bermula, dan saat ini juga aku mendoakan semoga bakat dan talentanya tak sia-sia. Terakhir bertemu dia sudah menikah, dan punya seorang anak.

Kematian memang sebuah awal baru bagi tiap yang hidup. Mati karena sakit atau tidak, kematian tetap menjadi milik tiap-tiap yang bernyawa. Diam-diam kesedihan itu menepi, sirna. Kini ganti terngiang suara-suara lembut dari ingatan. Sebuah syair pujian untuk seorang kawan lama. Selamat jalan Don.


ingatan 90an


Teringat saat Yoga memainkan lagu ini dengan gitar akustik di rumahnya, dulu, saat kami masih sekolah menengah pertama di Kota Batu, Jawa Timur. Suaranya begitu indah, tinggi, merdu, sangat pas dengan karakter vokalis band ini. Ketika tahu ada kumpulan lagu-lagu 90an di youtube, aku jadi bersemangat. Tak hanya iramanya yang menggugah selera bermusik, tapi juga kisah pertemanan usia muda yang tak pernah usai. Mendengarkan lagu-lagu 90an, ingat teman-teman, bermain musik, ah ..., aku merindukan kalian ... []

Doa Kampung tanpa Halaman


Pulang kampung seharusnya menyenangkan. Ritual tahunan ini seharusnya berlangsung gembira, bertemu sanak saudara, keluarga dekat, keluarga jauh, tetangga, teman lama, teman baru, mendengar macam-macam cerita seru. Mengunjungi punden tempat masing-masing kita dilahirkan, mestinya membuat perasaan haru, menggugah rasa peduli antarsesama. Seharusnya seperti itu.

Titik Balik


Kemarin, seorang teman mengirim pesan singkat, sebuah berita duka: ada kawan yang meninggal dunia. Ya, almarhum pernah menjadi teman satu kantor. Tak lama, karena aku cuma dipekerjakan selama tiga bulan, sebuah proyek penelitian yang sedang memasuki tahap akhir. Saat itu almarhum adalah seorang staf keuangan senior. Seorang perempuan, orang tua tunggal dari seorang anak perempuan usia sekolah dasar.

Ikan Salmon Sedunia, Bersatulah!


Agak aneh juga saat melihat acara Kick Andy, seorang pria keturunan Tionghoa menjadi Bupati Belitung, sekarang menjadi anggota DPR-RI. Bukan soal Tionghoanya, tapi lebih pada jalan pikiran tak lazim yang dipilih.

Limabelas Ribu


Perempuan berjilbab itu terlihat sangat antusias melayani pelanggannya di siang yang panas ini. Keringat tak henti-hentinya menitik dari leher dan bawah kuping. Sesekali terpaksa kuseka cairan asin itu karena mengganggu.

Absurditas


Saat memulai tulisan ini, gigiku masih terasa sakit, ngilu. Sejak tiga bulan lalu aku mengalaminya. Seingatku sakit gigi terakhir kurasakan saat masih kelas lima SD. Aku sempat menelepon ibuku di Kota Batu, Jawa Timur, berkeluh kesah perihal gigi ini. Ternyata ia masih ingat waktu pertamakali membawaku pergi ke puskesmas dekat rumah untuk mencabut gigi geraham kiri atas yang berlubang. Katanya, “Le, aku terpaksa meminta mantri untuk mencabut gigimu, aku tak tega melihatmu meraung-raung, terus membentur-benturkan kepala ke tembok menahan nyeri gigi.”

Perempuan dalam Keberagaman



Kapal Perempuan, sebuah organisasi yang berfokus pada pendidikan alternatif untuk perempuan, mengadakan Training of Trainer (ToT) berjudul “Pengarusutamaan Gender dalam Gerakan Perdamaian di masyarakat”, di Wisma Hijau, Cimanggis, 20-25 Maret 2011. Pelatihan tersebut merupakan bagian dari program Pluralisme berperspektif Gender di NTB yang didukung oleh Hivos. Program Gender dan Pluralisme telah berjalan selama 1.5 tahun, dan mengalami berbagai penyempurnaan strategi advokasi.