Sesaat di Griminawa

Beberapa hari menelusuri pinggir Sentani yang damai, dari Waena menuju kampung-kampung Lembah Griminawa. Jajaran bukit telah papras oleh mesin-mesin pembelah batu. Tak jarang badan jalan dipenuhi batu-batu kecil dan besar. Beberapa lokasi batu-batu sengaja dikumpulkan, disusun dari ukuran yang paling kecil sampai paling besar. Mirip lapak di pasar.
Mobil yang kutumpangi berjalan lambat-lambat saat melintasi bukit, perengan yang papras itu. Sebelah kiri Danau Sentani terpampang megah. Begitu tenang dan dalam. Rumah-rumah terapung di pinggir danau. Keramba-keramba ikan di sekitar kediaman penduduk terlihat tak terawat.

Keadilan Plato (427-347 SM)


Keadilan adalah harmoni atau keselarasan”.

Filsafat Yunani mulai berkembang pada abad keenam sebelum masehi. Kala itu alam (kosmos) lebih mendominasi kajian para filsuf Yunani. Misalnya Thales menganggap segala kejadian dan perubahan berdasar pada prinsip air, Anaximenes menganggap udara yang utama, atau Anaximandros yang menganggap kedua unsur alam itu terlalu konkrit, yang akhirnya membuatnya memilih prinsip “yang tak terbatas”.
Di tangan Plato, filsafat Yunani berhasil menapaki elan baru. Bukan lagi gejala-gejala kosmos (dunia) yang menjadi sorotan tunggal, namun filsafat beralih melihat manusia sebagai pusat. Bertitik tolak pada manusia, Plato membagi jiwa atas tiga fungsi: keinginan (epithymia), bagian yang enerjik (thymos), dan rasional (logos) sebagai puncak. Plato berpikiran jika manusia berhasil mengelola keinginan dan energi di bawah kendali rasio, maka akan muncul manusia-manusia yang harmonis dan adil.

Lowongan Pekerjaan: Graphic Design & Accounting + Admin

MASKOD Communication (PT Maskod Komunika Indonesia) membuka kesempatan bagi Anda yang ingin bergabung bersama kami untuk posisi Graphic Design dan Accounting+Admin.

Bagi yang berminat, silakan kirim Surat Lamaran, Curriculum Vitae dan Portfolio ke: maskod.comm@gmail.com cc ke: koko_kodim@yahoo.com

Sedia Pangan Sebelum Krisis


Beberapa waktu lalu, masyarakat sempat dihebohkan melambungnya harga bawang akibat ulah importir nakal. Kelangkaan bahan pangan di pasar berdampak langsung pada kehidupan rakyat kecil. Kebijakan impor bahan pangan yang kelewat liberal tanpa proteksi, menyebabkan komunitas produsen pangan berskala kecil kelimpungan, sekarat.
Kran impor yang dibuka lebar telah menggerus produksi pangan dalam negeri. Petani sebagai salah satu produsen pangan telah lama tergantung dengan pasokan sarana produksi impor. Misalnya bibit unggul, pupuk kimia, pestisida, dan berbagai perangkat pertanian moderen. Akibatnya, sistem pertanian di Indonesia boros input.
Sedari revolusi hijau sampai sekarang, petani kenyang dicekoki doktrin pertanian moderen yang menempatkan mereka sebagai konsumen semata. Metode pertanian berkelanjutan yang memosisikan petani sebagai ahli kerap dipandang sebelah mata, meski kenyataannya petani telah berkontribusi dalam menjaga keberagaman plasmanutfah dan keseimbangan ekosistem.